Jumat, 30 Desember 2011

ANALISIS URINE

Oleh:
I Wayan Suryanegara, S.Pd.

A.    TUJUAN
a.       Menentukan jumlah total mikroba dalam urine
b.      Menentukan bakteriuria

B.     Landasan Teori
Salah satu ciri mahluk hidup adalah mengeluarkan zat sisa, yang dimaksud zat sisa ini adalah sisa hasil metabolisme. Metabolisme yang berlangsung didalam tubuh harus dikeluarkan dari dalam tubuh karena dapat meracuni tubuh dan mengganggu hemeostatis tubuh. Sisa mtabolisme itu dikeluarkan melalui system pengeluatan (ekskresi). Salah satu oragan ekskresi adalah sistem kemih, terdiri dari sepasang ginjal dan ureter, dan satu kantung kemih dan uretra. Dalam upaya menjaga homeostatis, organ-organ ini menghasilkan urine, yang membawa serta berbagai produk sissa metabolik. Urin yang dibuat dalam ginjal mengalir melalui ureter ke kandung kemih, tempat urin untuk sementara ditampung dan kemudian dikeluarkan melalui uretra. Pembentukan urine melalui tiga proses utama yaitu filtrasi pada glumerolus dan reabsorpsi dan sekresi pada tubulus.
Struktur anatomi sistem saluran urin mamalia seperti genetalia externa dan urethra secara normal terkontaminasi oleh populasi mikroba. Urethra anterior pada pria dan wanita mengandung sedikit mikroba yang umumnya terdapat dalam air kemih normal dan dikeluarkan dalam jumlah 102-104/ml.
Evaluasi klinik dari spesimen urine bertujuan untuk menghitung jumlah mikroorganisme per ml sampel urine. Jumlah bakteri urine per ml 105 dinyatakan mengidap bakteriuria yang mengindikasikan adanya infeksi dalam saluran urinaria. Urine yang mengandung 0-103 bakteri per ml sampel dinyatakan normal.   

C.     ALAT DAN BAHAN
a.       Sampel urine
b.      Tabung reaksi
c.       Pipet volume
d.      Nutrient agar
e.       Reagent pewarnaan Gram
f.       Gelas obyek
D.    CARA KERJA
a.       Urine diencerkan sampai dengan tingkat pengenceran 103
b.      Dengan cara aseptik, menanam masing – masing sampel pada Nutrien Agar
c.       Inkubasi pada suhu 370C selama 1 x 24 jam
d.      Dihitung total mikroba
e.       Dibuat pewarnaan Gram

E.     HASIL PRAKTIKUM

Sampel urine
Jumlah koloni
Organisme per ml sampel
Bakteriuria (+)/(-)
1
-
-
+
2
-
-
+
            Keterangan:
            + berarti terdapat bakteri.

F.      PEMBAHASAN
Urin manusia sebagian terdiri atas air (95%) dan zat-zat yang larut di dalamnya antara lain: ureum (30-40gr), asam amino (1gr), keatin (1-2gr) dalam 24 jam. Dalam urine juga terdapat garam-garam mineral seperti: NaCl (paling banyak), K, Mg, Ca, dan Pospat. Di samping itu juga dalam kondisi tertentu, terdapat hormon-hormon kelamin, toksin. Amoniak jumlahnya tidak tetap tergantung pada pH darah. Makin tinggi pH makin banyak yang dikeluarkannya. Di samping itu dalam urine terdapat urobilinogen yang menyebabkan urine berwarna kuning.
Jumlah urin selama 24 jam 1500ml, tetapi hal ini bervariasi tergantung pada cairan yang diminum, jumlah penguapan dan faktor lain. Memiliki bau khas, setelah diam terjadi bau amoniak karena terjadinya pembentukan amonium karbonat. Reaksi urin asam, tetapi dapat berubah menjadi alkalis. Jika hanya makan sayuran dan protein, akan menambah keasaman. Urin yang sudah lama, reaksinya alkalis karena terjadi dekomposisi urea menjadi amonium karbonat. Rentangan pH 4,8-7,5; rata-rata pH 6; jarang lebih asam dari pH 4,5 atau lebih alkalis dari pH 8,0
Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang “kotor”. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah zat-zat di dalam urin dan menghasilkan bau yang khas, terutama bau amonia yang dihasilkan dari urea.
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui Penyebaran endogen, hematogen, linfogen dan eksogen.endogen adalah yaitu kontak langsung dari tempat infeksi sedangkan eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistiskopi.  
Dua jalur utama antara lain adalah hematogen dan asending, tetapi dari kedua cara ini asendinglah yang paling sering terjadi. Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah atau pasien yang sementara mendapat pengobatan imunosupresif. Infeksi asending dapat terjadi mulai dari kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina, masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, multiplikasi bakteri dalam kandung kemih dan pertahanan kandung kemih kemudian naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.
Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih melalui uretra. Infeksi ini sebagai sistisis, dapat terbatas di kandung kemih saja/dapat merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. Organisme juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah/getah bening, tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut sampai menyerang mukosa.
Pada saat praktikum sampel urin disentrifugasi, sehingga pada urin akan tmbul endapan. Sentrifugasi ini memisahkan cairan urin dengan endapannya yang terdapat padatan dan kemungkinan bakteri. Adanya endapat karena pengaruh perbedaan berat jenis, untuk diketahui urin memiliki berat jenis 1,015-1,020 pagi-pagi lebih tinggi. Untuk mengetahui adanya bakteri pada urin dilakukan pengamatan dibawah mikroskup terhadap endapan urin tersebut. Sehingga dari pengamatan tersebut, didapatkan bahwa sampel urin tersebut mengandung bakteri. Setelah itu dilakukan pembiakan dalam nutrien agar untuk mengetahui jumlah koloni bakteri yang ada. Namun pengamatan pada nutrien agar belum dilaksanakan sehingga belum diketahui jumlah koloni bakteri tersebut.
Adanya indiksi mikroba terutama dalam urin mengindikasikan adanya suatu gangguan pada sistem urin dalam kadar tertentu. Kontaminasi dari mikroba ini bisa terjadi, dan kontaminasinya berasal dari luar tubuh, misalnya menempel pada alat kelamin eksterna dari manusia. Dengan ukuran sel 1-10 mikrometer, bakteri yang merupakan sel prokariotik tidak memungkinkan menembus glomerolus yang memiliki pori 8 nanometer. Sehingga hanya jalan dari luar kedalam yang dapat dilalui bakteri untuk menginfeksi saluran kemih.
Selain dari luar, mungkin saja bakteri datang dari dalam tetapi hal tersebut terjadi hanya jika sistem kemih megalami yang sagat parah sehingga menimbulkan infeki dan memungkinkan molekul-molekul yang sangat besar untuk lolos dari filtrasi. Sedangkan mahasiswa yang dijadikan sampel uji dalam keadaan yang normal, sehingga bisa di simpulkan tidak terjadi infeksi dari dalam. Infeksi Saluran Kemih atau UTI, dikarenakan sekumpulan mikroorganisme di saluran kemih dalam jumlah tertentu yang merusak atau mengganggu. Apabila hanya ureter dan kandung kemih dipengaruhi, ini disebut infeksi saluran kemih bagian bawah (lower urinary tract infection). apabila ureter dan ginjal dipengaruhi, disebut infeksi saluran kemih bagian atas (upper urinary tract infection).
UTI biasanya disebabkan oleh bakteri yang biasanya terdapat pada tumbuhan, pada bagian tubuh yang terbuka dan di dalam pencernaan, sebagai contohnya bakteri Escherichia Coli. Seringnya bakteri memasuki saluran kemih jalan masuk ke ureter. Wanita lebih mudah terkena infeksi saluran kemih karena mereka memiliki ureter yang lebih pendek ke dalam kandung kemih.
Penyakit Chlamydia, Gonorrhea, Syphilis tidak bisa disebut UTI, meskipun infeksi ini seringkali mempengaruhi saluran kemih.  Cacatnya saluran kemih dapat membuat seseorang mudah terjangkit penyakit UTI, seperti penyempitan atau penyumbatan di ureter dan cacat ini akan menyebabkan jumlah air berkurang dari kandung kemih ke ureter. Kerusakan fisik di saluran kemih dapat mempermudah bakteri berkoloni dan  membuat infeksi.  Penggunaan kateter atau alat lain di saluran kemih dapat menyebabkan bakteri dan juga menyebabkan kerusakan dan memberikan kesempatan pada bakteri untuk menginfeksi.

G.    KESIMPULAN

Dari hasil pratikum dan pembahasan dapat kami tarik simpulan anta lain yaitu :
a.                               Hasil Pratikum

Sampel urine
Jumlah koloni
Organisme per ml sampel
Bakteriuria (+)/(-)
1
-
-
+
2
-
-
+

b.      Didalam sampel urin terdapat bakteri
c.       Bakteri yang terdapat dalam urin merupakan bakteri yang didapat dari bagian luar alat kelamin (alat reproduksi externa). Karena usuran sel bakteri tidak dapat menembus glomeruls sehingga memasuki sistem kemih dari luar tubuh.












DAFTAR PUSTAKA

Anonim http://www.analisis urine  diakses tnggal 29 Mei 2009

Citrawathi, Desak Made, dkk. 2000. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Singaraja : IKIP Negeri Singaraja.

Ganong, William. 2002. Fisiologi Kedokteran. Jakarta.ECG.

Junqueira,Carlos. 1998. Histologi Dasar.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Mulyadiharja, Sanusi, Manik Widiyani. 2002. LKM Mikrobiologi Terapan. Singaraja : IKIP Negeri Singaraja.

Ristiati, Putu. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Departemen Pendidikan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar