Jumat, 30 Desember 2011

PEMBERIAN NAFAS BUATAN SEBAGAI STIMULUS UNTUK PUSAT PENGATURAN KIMIA PERNAFASAN PADA SAAT PERTOLONGAN PERTAMA PADA ORANG PINGSAN

Oleh
I Wayan Suryanegara (0613041012)
Jurusan Pendidikan Biologi, F MIPA, Undiksha
Abstrak
            Bernafas merupakan proses yang penting pada kehidupan mahluk hidup. Bernafas diartikan sebagai usaha pengambilan udara dari lingkungan berupa oksigen (inspirasi) dan pelepasan karbondioksida ke lingkungan (ekspirasi). Oksigen sangat penting bagi kehidupan terutama untuk respirasi dalam usaha penghasil energi bagi tubuh. Kekurangan oksigen di jaringan tubuh akan menyebabkan gangguan kesehatan salah satunya pingsan atau sinkop. Pada korban pingsan yang terhenti pernafasannya perlu diberikan nafas buatan. Dalam artikel ini ingin diecahkan permasalahan tersebut yaitu, mengapa justru CO2 yang diberikan saat petolongan pertama? Padahal orang pingsan membutuhkan oksigen. Dan Apakah kegunaan dari nafas buatan tersebut? Serta Apa hubungannya pemberian nafas buatan dengan mekanisme respirasi? Semua pertanyaan tersebut akan dijawab dalam kajian artikel ini. Dan melalui kajian pustaka yang dilakukan, didapatkan pemberian CO2 berhubungan dengan mekanisme pernapasan yaitu Pengaturan Kimia Pernafasan yang mempengaruhi pusat pernafasan di medula oblongata sehingga mengatur inspirasi lebih banyak dan akhirnya dapat menghirup oksigen lebih banyak dan korban terselamatkan

Kata kunci ­: napas buatan, pingsan, kemosensitif

Abstract
            Breathing is important process in living organism life. Breathing is one of air conception action from environment in oxygen form (inspiration) and bring out carbon dioxide to the environment (expiration). Oxygen is very important for life especially for respiration to produce energy for your body. Oxygen less in cell will make health disturbance and one of that is fainting (sinkop). For sinkop people that their breathing is stop they need artificial breathe. In this article will explain about, why CO2 they give for sinkop people if we know they need oxygen? What is function of breathe product? And what is the relationship between artificial breathe and respiration system? All the answer of that question will answer in this article. And whit reading book, their we know, if we give CO2  for sinkop people it’s mine to make chemistry respiration center in medulla oblongata active. So the inspiration action will more than generally, and mike more oxygen can conception in their alveolus.

Key word : artificial breathe, sinkop, chemistry respiration center

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
            Bernafas merupakan salah satu ciri mahluk hidup. Bernafas sangat penting bagi kehidupan mahluk iti sendiri. Pada dasarnya pernafasan adalah seluruh proses sejak pengambilan oksigen, pengeluaran karbonioksida sampai penggunaan energi dalam tubuh manusia. Dengan dimasukkannya oksigen dalam tubuh berarti dimulai proses respirasi sel yang menghasilkan energi untuk kita. Namun keadaan bernafas yang normal dapat saja mengalami gangguan pada saat-saat tertentu, sehingga aliran nafas dapat terhenti sementara atau bahkan terhenti nafasnya untuk selama-lamanya.
            Keadaan gangguan pernapasan dapat terjadi pada orang yang sedang mengalami pingsan. Pingsan (sinkop) adalah kehilangan kesadaran yang terjadi secara mendadak dan dalam waktu yang singkat. Keadaan ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja di sekolah ketika upacara bendera. Keadaan terpapar suhu yang tidak merata pada tubuh sampai kurangnya suplai oksigen menjadi penyebab adanya keadaan pingsan. Pingsan yang terjadi bisa hanya keadaan yang ringan sehingga bisa cepat disembuhkan. Namun terkadang bagi mereka yang sudah mempunyai penyakit bawaan terutama gangguan jantung dan pernafasan akan lebih lama disembuhkan, bahakan akan berakibat fatal jika tidak mendapatkan upaya pertolongan yang sesegera mungkin.
            Dalam keadaan gawat darurat untuk menangani korban pingsan, bisa diberikan dengan memberikan upaya pertolongan pertama pada kecelakaan. Pertolongan pertama yang bisa diberikan bagi korban pingsan dan mengalami gangguan pernafasan adalah dengan nafas buatan. Istilah ini sering didengar, tapi tidak semua orang tahu konsep dan penerapan dari tehnik ini. Bagi mereka yang tergabung dalam PMI atau PMR disekolahnya sudah barang tentu pernah mempeajari bahkan mempraktekannya. Namun dikalangn masyarakat umum yang lain, belum tentu tahu tentag hal tersebut. Padahal korban pingsan bisa terjadi dimana saja, tidak hanya disekolah atau di rumah sakit.
            Konsep dalam pemberian nafas buatan tidak akan lepas dengan pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi manusia, yang tidak dipelajari oleh semua orang secara formal. Ilmu yang sagat terkait dengan pingsan dan pemberian nafas buatan ini adalah sistem respirasi. Seperti istilahnya ”pemberian nafas buatan” kata nafas angat sangat erat dengan proses bernafas baik itu dari si penolong maupun korban yang pingsan. Seperti kita ketahui Respirasi itu adalah seluruh proses sejak pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida sampai penggunaan energi di dalam tubuh manusia. Dan bernafas merupakan mengambil dan mengeluarkan gas pernafasan melalui paru-paru dan dalam respirasi terjadi pertukaran gas di dalam paru-paru antara oksigen dan karbondioksida.
            Berdasarkan pengertian respirasi tersebut dan konsep yang telah diketahui bersama, bahwa manusi dalam respirasi menghirup O2 dan mengeluarkan CO2. Dan O2 merupakan gas yang dibutukkan tubuh untuk proses respirasi sel dalam menghasilkan energi, sedangkan CO2 dikeluarkan oleh tubuh agar dapat memasukkan oksigen ke dalam tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakng adapun masalah yang diangkat dalam penulisan artikel ini adalah:
  1. Apa yang menyebabkan justru CO2 yang diberikan saat petolongan pertama pada korban pingsan?
  2. Apakah kegunaan dari nafas buatan tersebut?
  3. Apa hubungannya pemberian nafas buatan dengan mekanisme respirasi?
1.3 Tujuan Penulisan
            Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, adapun tujuan penulisan artikel ini adalah:
  1. Untuk mengetahui peranan CO2 yang diberikan saat petolongan pertama pada korban pingsan.
  2. Untuk mengetahui kegunaan dari nafas buatan tersebut.
  3. Untuk mengetahui hubungannya pemberian nafas buatan dengan mekanisme respirasi.
1.4 Manfaat Penulisan
            Secara umum artikel ini membahas tentang peranan pemberian nafas buatan pada korban pingsan dan keterkaitanya dengan mekanisme respirasi. Sehingga artikel ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pelajaran dalam mendalami konsep respirasi dan aplikasinya. Serta pengetahuan tentang pemberian pertolongan pada koraban pingsan. Dengan membaca makalah ini maka kita dapat memahami bagaimana menangani siuasi gawat darurat seperti ini.
II. Bahan dan Metode
            Penulisan artikel ini dimulai pada bulan Juni 2009. Pengumpulan data dilakukan dengan pencarian data di internet dan dari buku bacaan terkait, dalam hal ini Anfisman dan Fisiologi Kedokteran. Dari materi yang didapat, dikuatkan dengan adanya gambar ataupun skema sehingga bisa dikaji lebih lanjut.

III. Pembahasan
3.1. Penyebab Terjadinya Pingsan
Pingsan (sinkop) adalah kehilangan kesadaran yang terjadi secara mendadak dan dalam waktu yang singkat. Pingsan merupakan gejala dari tidak memadainya suplai oksigen dan zat makanan lainnya ke otak, yang biasanya disebabkan oleh berkurangnya aliran darah yang bersifat sementara. Berkurangnya aliran darah ini dapat terjadi jika tubuh tidak dapat segera mengkompensasi suatu penurunan tekanan darah, seperti yang terjadi pada:
  • Gangguan irama jantung
Pada seseorang yang memiliki irama jantung abnormal, jantungnya tidak mampu meningkatkan curah jantung untuk mengkompensasi menurunnya tekanan darah. Ketika sedang dalam keadaan istirahat, orang tersebut akan merasakan baik-baik saja; mereka akan pingsan jika sedang melakukan aktivitas karena kebutuhan tubuh akan oksigen meningkat secara tiba-tiba. Keadaan ini disebut sinkop eksersional.
  • Aktivitas fisik yang berat
Seseorang sering pingsan setelah melakukan aktivitas. Jantung hampir tidak mampu mempertahankan tekanan darah yang adekuat selama aktivitas. Jika aktivitas dihentikan, denyut jantung mulai menurun tetapi pembuluh darah dari otot-otot tetap melebar untuk membuang hasil limbah metabolik. Berkurangnya curah jantung dan meningkatnya kapasitas pembuluh, menyebabkan tekanan darah turun dan pingsan.
  • Penurunan volume darah
Volume darah akan berkurang pada: Perdarahan, dehidrasi akibat diare, keringat berlebihan dan berkemih berlebihan (yang sering terjadi pada diabetes yang tidak diobati dan penyakit Addison).
  • Mekanisme kompensasi terhadap sinyal yang berasal dari bagian tubuh lain
Kram usus bisa mengirim sinyal ke jantung melalui saraf vagus yang akan memperlambat denyut jantung sehingga seseorang pingsan. Keadaan ini disebut sinkop vasomotor atau sinkop vasovagal. Berbagai sinyal lainnya bisa menyebabkan pingsan jenis ini (misalnya nyeri, ketakutan, melihat darah).
  • Pingsan karena batuk (sinkop batuk) atau karena berkemih berlebihan (sinkop mikturisi)
biasanya terjadi jika jumlah darah yang mengalir kembali ke jantung berkurang selama mengedan. Hal ini sering terjadi pada orang tua.
  • Sinkop karena menelan dapat menyertai penyakit pada kerongkongan.
    Pingsan juga dapat disebabkan oleh:
- Berkurangnya jumlah sel darah merah (anemia)
- Berkurangnya kadar gula darah (hipoglikemi)
-  Berkurangnya kadar karbondioksida dalam darah (hipokapni) karena hiperventilasi.
Weight lifter's syncope merupakan akibat dari hiperventilasi sebelum mengangkat beban pada atlet angkat besi. Pada orang tua, pingsan bisa merupakan bagian dari stroke ringan, dimana aliran darah ke salah satu bagian otak tiba-tiba menurun.
Pada korban pingsan perlu segera diberikan pertolongan. Biasanya pada korban pingsan disertai nafas yang lema bahkan hampir hilang, entah hanya karena pingsan ataupun membawa penyakit bawaan. Dalam kondisi gawat darurat ini pemberian nafas buatan perlu dilakukan dengat tekhnik yang benar.

3.2. Pemberian Nafas Buatan
            Pada asfiksia akibat keracunan gas, rejatan listrik ataupun pingsan, pemberian nafas buatan dapat mnyelamatkan nyawa. Usaha ini harus selalu dilakukan, karena henti napas terjadi lebih dahulu dibandingkan henti jantung. Terdapat beberapa metode pernafasan buatan darurat, tetapi metode yang saat ini dianjurkan untuk menghasilkan ventilasi adekuat pada semua khasus ialah pernafasan mulut kemulut. Keuntungan resusitasi mulut ke mulut terletak tidak saja pada kemudahan cara melakukanya tetapi juga pada kenyataan bahwa cara kerjanya adalah dengan mengembangkan paru.
            Pada resustansi pernafasan buatan mulut ke mulut, mula-mula operator menempatkan korban pada posisi terlentang dan membebaskan jalan napas engan cara meletakkan satu tangan dibawah leher serta mengangkatnya, sementara tangan yang lain ditekankan pada dahi koraban. Hal ini akan mengekstensikan leher dan mengangkat lidah menjauhi bagian belakang tenggorokan.
            Operator menempatkan mulutnya pada mulut pada mulut korban sementara jari-jari tangan yang menekan dahi menutup lubang hidung. Operator meniupkan udara sebanyak dua kali volume alun napas ke dalam mulut korban, dengan frekuensi 12 kali permenit, dengan setiap kali memberikan kesempatan daya rekoil elastik paru korban untuk melakukan ekspirasi pasif. Leher korban tetap dipertahankan dalam posisi ekstensi. Gas yang tertiup kedala lambung dapat dikeluarkan dengan melakukan penekanan keatas abdomen dari waktu ke waktu. Pada individ apnea tanpa ditemukan denyut jatung, pernapasan mulut ke mulut diselingi pemijitan jantung.
how to resicitation













Gambar 1; pemberian nafas buatan. Sumber medicastore.com
 
 











Gambar : Buka jalan nafas; mendengar, melihat dan merasakan
hembusan nafas, sumber;freewebs.com

3.3. Mekanisme Pernafasan
            Udara dapat masuk dan keluar paru karena adanya perubahan tekanan dalam paru yang disebabkan oleh kemampuan paru mengembang dan mengempis. Masuknya udara keparu-paru disebut dengan inspirasi dan keluarnya udara dari paru-paru disebut dengan ekspirasi.  Paru dapat dikembang dan dikempiskan  melalui dua cara yaitu;
1.      Gerakan naik turun dari diafragma (disebut dengan pernafasan perut). Naik turunya diafragma dapat memperbesar dan memperkecil rongga dada.
2.      Depresi dan elevasi tulang rusuk (disebut pernafasan dada). Naik (elevasi) dan turunnya (depresi) tulang rusuk memperbesar atau memperkecil diameter anteroposterior rongga dada.
Setelah melewati berbagai saluran pernafasan, maka udara tiba di alveoli dan terjadi proses difusi oksigen dan alveoli ke pembuluh kapiler paru, dan difusi karbondioksida dari kapiler darah ke alveoli. Terjadinya difusi ini antara lain karena adanya perbedaan konsentrasi atau perbedaan tekanan dari gas oksigen dan karbondioksida. Difusi terjadi dari daerah yang bertekanan lebih tinggi ke daerah yang bertekanan lebih rendah.
            Pada permulaan inspirasi tekanan udara alveolus dan atmosfer sama, tetapi pada saat otot pernafasan memperbesar rongga thorax, tekanan dalam alveolus lebih kecil dari udara luar. Karena itu udara luar masuk ke dalam alveolus. Tekanan parsial O2 dalam atmosfer adalah 158 mmHg, dan tekanan parsial O2 adalah 100 mmHg sehingga memungkinkan udara masuk kedalam paru-paru. Pada saat darah venous (darah yang kaya akan CO2) sampai pada kapiler alveolus tekanan parsial menjadi 40 mmHg, sehingga terjadi difusi oksigen  dari alveolus ke kapiler alveolus. Pada saat darah meninggalkan kapiler alveolus PO2 adalah 90-100 mmHg (mengandung darah bersih yang kaya akan O2). Darah kemudian menuju ke jaringan tubuh yang memiliki PO2 20mmHg, sedangkan arteri 90-100 mmHg sehingga terjadi pertukaran difusi O2 dari dari arteri menuju ke jaringan., pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam jaringan tubuh disebut dengan pernafasan jaringan.
            Oksigen yang masuk ke dalam jarigan tubuh digunakan dalam proses rspirasi dalam sel-sel tubuh manusia. Seperti yang diketahui dalam proses metabolisme oksigen diperlukan dalam upaya peghasilan energi. Energi akan dimanfaatkan unuk menjalankan fungsional seluruh organ dalam tubuh. Sehingga kekurangan oksigen dalam jumlah berarti, akan mengakibatkan timbulnya gangguan seperti halnya pingsan bahkan bisa menimbulkan kematian jika aliran nafas terhenti.
            Dalam keadaan yang terpapar suhu tidak seimbang dan kelelahan fisik, dapat menyebabkan timbul pingsan. Pingsan ini terjadi karena berkurangnya kadar karbondioksida dalam darah (hipokapni) karena hiperventilasi. Sehingga terkadang pada saat pingsan (misalnya saat upacara bendera) korban sering mengalami kesulitan bernafas. Unuk membentu korban diberikan tambahan udara, tentunya Oksigen. Namun dalam pertolongan pertama (P3K), diberikan nafas buatan. Yang sudah barang tentu diketahui bahwa gas dalam nafas buatan yang diberikan adalah berupa gas CO2.  Pemberian CO2 akan membantu koraban untuk menghirup oksigen lebih baik melalui mekanisme pengaturan kimia pernafasan.

3.4. Pengaturan Kimia Pernafasan (Kemosensitif)
            Laju dan dalamnya pernafasan diatur oleh faktor-faktor kimiawi dan saraf. Sistem saraf mengatur kecepatan ventilasi alveolus hampir sama dengan permintaan tubuh sehingga tekanan oksigen darah dan tekanan karbondioksida tidak banyak berubah walaupun tubuh kita melakukan aktivitas yang berbeda atau mengalami stress pernfasan lainnya.
Pusat pernafasan
            Pusat pernafasan adalah sekelompok neuron yang tersebar luas dan terletak bilateral (dikiri dan kanan) medula oblongata dan pons varolli. Pusat pernafasan dibagi menjadi tiga kelompok neuron utama, yaitu:
  1. Kelompok pernafasan dorsal, terletak dibagian dorsal medula, yang menyebabkan inspirasi. Neuron kelompok pernafasan dorsal memegang peranan dasar dalam mengontrol pernafasan. Irama dasar pernafasan berasal dari kelompok saraf pernafasan dorsal. Rangsangan dari kelompok saraf pernafasan dorsal selalu menimbulkan inspirasi, tidak pernah ekspirasi. Pernafasan tenang dan normal hampir seluruhnya disebabkan oeleh kontraksi otot-otot inspirasi. Kemudian ekspirasi hanyalah proses pasif oleh elastisitas daya lenting dari pengembangan rongga dada da paru.
  2. Kelompok pernapasan ventral, yang terletak di ventrolateral medula, yang dapat menyebabkan ekspirasi atau inspirasi tergantung pada kelompok neuron yang dirangsang.
  3. Pusat pneumotaksik, terletak di bagian superior belakng pons, yang membantu kecepatan dan pola pernafasan. Pusat pneumotaksik mengalirkan impuls secara terus menerus ke arah inspirasi. Efek yang utama disini adalah untuk mematikan sinyal inspirasi, dengan demikian mengatur lamanya siklus paru. Bila sinyal pneumotaksik kuat, inspirasi dapat berakhir selama 0,5 detik, tetapi bila lemah sinyal inspirasi terus-menerus meningkat mungkin selama 5 sampai 10 detik, degan demikian paru-paru terisi udara dalam jumlah yang berlebihan. Oleh karena itu fungsi utaa pusat pneumotaksik adalh membatasi inspirasi.

Pengaturan Kimia Pernafasan
            Zat kimia yang mengatur pernafasan adalah oksigen karbondioksida, dan ion hidrogen. Kelebihan karbondioksida (seperti keadaan pingsan) dan ion hidrogen mempengaruhi pusat pernafasan, menyebabkan peningkatan sinyal inspirasi dan ekspirasi yang kuat ke otot-otot pernafasan. Menurunnya kadar oksigen dalam darah arteri akan merangsang kemoreseptor perifer yang terletak di aorta dan bahan-bahan karotir, dan timbullah refleks yang dapat merangsang pusat pernafasan.
            Area kemosensitif pusat pernafasan terletak bilateral hanya beberapa mikron di bawah ventral medula. Area ini paling sensitif terhadap perubahan kadar karbondioksida dan ion hidrogen darah. Ion hidrogen memberikan perangsangan langsung terhdap pusat saraf. Sayangnya ion hidrogen tidak mudah melewati sawar darah otak atau sawar darah cairan serebrospinal. Oleh karena itu perubahan konsentrasi ion hidrogen dalam darah mempunyai efek yang kurang besar terhadap terhadap perangsangan saraf-saraf kemosensitif.
            Rangsangan langsung karbondioksida terhadap daerah pusat kemosensitif sangat sedikit, tetapi karbondioksida sangat berpengaruh pada efek tidak langsung pada area kemosensitif. Karbondioksida melewati dengan mudah sawar darh-otak, sawar darah cairan-serebrospinal dan cairan interstisial medula. Karbondioksida akan bereaksi dengan air membentuk asam karbonat, asam karbonat kemudian mengurai menjadi ipn hidrogen dan ion bikarbonat. Kemudian ion hidrogen merangsang secara kemosensitif pusat pernafasan.
            Hal ini mnunjukkan bahwa karbondioksida akan membantu pemasukan oksigen lebih lanjut. Jadi karbondioksida yang dihembuskan saat pemberian nafas buatan pada korban pingsan merupakan suatu stimulus pada area kemosensitif dan akhirnya mempengaruhi pusat pernafasan. Dengan demikian pusat pernafasan akan mengatur inspirasi lebih banyak sehingga semakin banyak oksigen yang dapat dihirup oleh korban yang pingsan agar cepat sadar.

IV. Penutup
4.1 Simpulan
            Pingsan terkadang dapat menimbulkan gangguan pernafasan termasuk sesak nafas. Dalam keadaan dawar darurat pertolongan pertama yang diberikan dapat dengan nafas buatan. Pada nafas buatan, gas yang diberikan adalah CO2 bukan O2. Pemberian CO2 berhubungan dengan mekanisme pernapasan yaitu Pengaturan Kimia Pernafasan yang mempengaruhi pusat pernafasan di medula oblongata sehingga mengatur inspirasi lebih banyak dan akhirnya dapat menghirup oksigen lebih banyak dan korban terselamatkan.
4.2 Saran
            Bagi masyarakat umum yang mau menerapkan tehnik nafas buatan dalam menolong korban, sebaiknya lebih mendalami tehnik ini karena pemberian nafas buatan tidak bisa dilakukan sembarangan. Bila menemukan korban pingsan dengan gejala susah napas atau apnea, bila tidak dapat memberika pertolongan pertama, jangan mengambil resiko sebaiknya korban segera di bawa ke rumah sakit terdekat.

Daftar Pusataka

Anonim.2008. Jalan Napas (Airway). http://www.freewebs.com. Diakses pada 10 Juni 2009

Anonim. 2009. Pingsan (sinkop). http://www.medicastore.com. Diakses pada 10 Juni 2009

Citrawati, Desak Made, Sutajaya, Maharta. 2001. Buku Ajar  Anatomi Fisiologi Manusia. Jurusan Pendidikan Biologi: UNDIKSHA

Guyton, Arthur. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit.Fakultas Kedokteran.

2 komentar: